Profil Desa Kalitlaga
Ketahui informasi secara rinci Desa Kalitlaga mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara. Mengungkap potensi pertanian, khususnya salak, di tengah tantangan geografis dataran tinggi dan risiko kebencanaan. Analisis mendalam mengenai kondisi sosial-ekonomi dan pemerintahan desa.
-
Lumbung Salak Banjarnegara
Desa Kalitlaga merupakan salah satu sentra utama perkebunan salak di wilayah Kecamatan Pagentan, yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.
-
Wilayah Rawan Bencana
Secara geografis, desa ini terletak di dataran tinggi dengan kontur tanah labil yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam, terutama tanah bergerak dan longsor.
-
Tantangan Pembangunan
Fokus utama pemerintah desa ialah pada mitigasi bencana, perbaikan infrastruktur, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di tengah kondisi alam yang dinamis.

Terletak di antara perbukitan sejuk Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Kalitlaga hadir sebagai sebuah wilayah dengan dua wajah yang kontras. Di satu sisi, hamparan kebun salak yang subur menjadikannya salah satu penopang ekonomi agraris di kawasan ini. Di sisi lain, letak geografisnya di dataran tinggi menghadirkan tantangan kebencanaan yang nyata, sebuah realitas yang menuntut ketangguhan warganya. Profil desa ini tidak hanya berbicara tentang potensi, tetapi juga tentang perjuangan, adaptasi dan harapan masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam.
Desa Kalitlaga merupakan potret otentik kehidupan masyarakat agraris di pegunungan Jawa Tengah. Perekonomian yang bertumpu pada hasil bumi, terutama salak, berkelindan dengan dinamika sosial dan tantangan alam yang unik. Di bawah kepemimpinan yang relatif baru, desa ini terus berupaya menyeimbangkan antara optimalisasi potensi ekonomi dan prioritas mitigasi risiko bencana. Dengan Kode Wilayah Administrasi 33.04.14.2009, Desa Kalitlaga secara administratif menjadi bagian tak terpisahkan dari konstelasi pembangunan di Kabupaten Banjarnegara yang lebih luas.
Geografi, Demografi, dan Ancaman Bencana
Secara geografis, Desa Kalitlaga berada di dalam wilayah Kecamatan Pagentan, sebuah kawasan yang terletak pada ketinggian antara 622 hingga 1.263 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini memberikan hawa sejuk dan tanah subur yang ideal untuk pertanian hortikultura. Luas wilayah Kecamatan Pagentan sendiri mencapai 46,19 km², di mana sebagian besar lahannya, yakni 88,75%, dimanfaatkan sebagai tegalan atau kebun, yang menjadi ciri khas utama lanskap ekonomi di desa-desa sekitarnya, termasuk Kalitlaga.
Hingga saat ini, data spesifik mengenai luas wilayah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk untuk Desa Kalitlaga secara presisi masih dalam proses pemutakhiran data terpusat. Namun melihat data agregat di tingkat kecamatan, dapat diproyeksikan bahwa desa ini memiliki kepadatan penduduk yang moderat, dengan sebaran permukiman yang mengikuti kontur perbukitan dan lembah.
Batas wilayah Desa Kalitlaga secara administratif dikelilingi oleh desa-desa lain di dalam Kecamatan Pagentan dan berpotensi berbatasan langsung dengan kecamatan lain. Posisi desa yang berada di jalur perbukitan menjadikannya strategis sekaligus rentan.
Tantangan terbesar yang dihadapi Desa Kalitlaga ialah kerawanan bencana alam. Struktur tanah yang labil dan curah hujan tinggi menjadikan wilayah ini sangat rentan terhadap fenomena tanah bergerak dan longsor. Peristiwa tragis pada 6 Februari 2024 menjadi bukti nyata dari ancaman ini. Bencana longsor yang terjadi di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, berdampak hebat. Berdasarkan laporan berbagai media massa, tebing setinggi kurang lebih 50 meter runtuh, meluluhlantakkan sedikitnya 10 rumah warga dan memaksa lebih dari 120 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kejadian yang berlangsung pada dini hari tersebut tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat. Peristiwa ini menggarisbawahi urgensi program mitigasi bencana yang komprehensif sebagai prioritas utama pembangunan desa.
Pemerintahan dan Arah Pembangunan
Roda pemerintahan di Desa Kalitlaga saat ini dinakhodai oleh Kepala Desa Guntur Agus Salim, yang terpilih melalui proses Pilkades serentak pada awal tahun 2024. Kepemimpinan baru ini mengemban tugas berat, terutama dalam merespons dampak bencana alam yang terjadi serta merumuskan kebijakan pembangunan jangka panjang yang berfokus pada ketahanan masyarakat. Prioritas utama pemerintah desa ialah pemulihan pascabencana, termasuk relokasi warga terdampak dan perbaikan infrastruktur vital yang rusak.
Dalam kutipan yang dimuat oleh media lokal pascabencana, pihak terkait di tingkat kabupaten menekankan pentingnya kewaspadaan berkelanjutan. "Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi jika hujan terus-menerus turun," ujar seorang perwakilan dari badan penanggulangan bencana. Pernyataan ini menjadi rujukan bagi pemerintah Desa Kalitlaga untuk terus mengedukasi dan mempersiapkan warganya menghadapi potensi bencana susulan.
Struktur organisasi pemerintah desa, yang terdiri dari sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala seksi (kasi), serta para kepala dusun, bekerja secara sinergis untuk menjalankan program-program yang telah direncanakan. Fokus utamanya tidak hanya pada pembangunan fisik seperti perbaikan jalan dan saluran irigasi, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia. Program-program seperti pelatihan kewirausahaan, peningkatan kapasitas kelompok tani, dan penguatan lembaga desa menjadi agenda penting untuk meningkatkan kemandirian ekonomi warga. Koordinasi yang erat dengan Pemerintah Kecamatan Pagentan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara menjadi kunci dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana yang efektif.
Perekonomian Desa Berbasis Perkebunan Salak
Sektor pertanian dan perkebunan merupakan tulang punggung utama yang menggerakkan roda perekonomian Desa Kalitlaga. Komoditas unggulan yang menjadi ikon desa ini ialah salak. Hamparan kebun salak yang dikelola oleh masyarakat secara turun-temurun tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga dikirim ke berbagai daerah di luar Banjarnegara. Kualitas salak dari Pagentan, termasuk yang berasal dari Kalitlaga, dikenal memiliki rasa yang khas, menjadikannya salah satu produk agrikultur andalan.
Bencana longsor pada Februari 2024 turut memberikan pukulan telak bagi sektor ini. Laporan menyebutkan bahwa sekitar lima hektare kebun salak produktif mengalami kerusakan parah akibat tertimbun material longsor. Kerugian ini secara langsung berdampak pada pendapatan para petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil panen salak. Insiden ini menyoroti betapa rentannya ekonomi desa terhadap guncangan bencana alam dan pentingnya diversifikasi usaha sebagai strategi jangka panjang.
Selain salak, masyarakat Desa Kalitlaga juga menanam berbagai tanaman hortikultura lainnya serta tanaman pangan untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagian warga turut mengembangkan usaha di bidang peternakan skala kecil, seperti kambing dan unggas, sebagai sumber pendapatan tambahan. Aktivitas perdagangan hasil bumi juga cukup marak, di mana para tengkulak atau pedagang pengumpul datang langsung ke desa untuk membeli hasil panen dari para petani. Rantai pasok yang sudah terbentuk ini menjadi bagian vital dari ekosistem ekonomi lokal, meskipun seringkali posisi tawar petani masih perlu diperkuat.
Pemerintah desa, bekerja sama dengan dinas terkait, terus berupaya memberikan dukungan bagi para petani, misalnya melalui penyuluhan teknik budidaya yang lebih efisien dan tahan terhadap perubahan iklim, serta fasilitasi akses terhadap pupuk dan bibit unggul. Peningkatan nilai tambah produk, seperti pengolahan salak menjadi keripik, dodol, atau manisan, menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan kerja baru.
Kondisi Sosial, Infrastruktur, dan Harapan Masa Depan
Kehidupan sosial masyarakat Desa Kalitlaga sangat diwarnai oleh nilai-nilai gotong royong dan solidaritas yang tinggi, terutama saat menghadapi musibah. Respons cepat warga dalam membantu sesama yang terdampak bencana longsor menunjukkan kuatnya ikatan sosial di antara mereka. Pusat kegiatan masyarakat tidak hanya terfokus di balai desa, tetapi juga di masjid dan musala yang berfungsi sebagai pusat ibadah sekaligus tempat interaksi sosial.
Dari segi infrastruktur, Desa Kalitlaga menghadapi tantangan yang serupa dengan banyak desa di wilayah pegunungan. Akses jalan menjadi urat nadi utama bagi mobilitas warga dan distribusi hasil bumi. Namun, kondisi jalan yang menanjak dan berkelok, ditambah dengan risiko kerusakan akibat longsor, menjadi kendala tersendiri. Beberapa ruas jalan desa, terutama yang menghubungkan antar dusun, masih memerlukan perbaikan dan penguatan struktur agar lebih tahan terhadap pergerakan tanah.
Fasilitas pendidikan dasar dan kesehatan tingkat pertama telah tersedia di desa, menjadi garda terdepan dalam pelayanan publik bagi masyarakat. Namun, untuk akses ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, warga harus menempuh perjalanan ke pusat kecamatan atau ibu kota kabupaten.
Ke depan, Desa Kalitlaga memikul harapan besar untuk menjadi desa yang tangguh bencana dan sejahtera. Visi ini hanya dapat tercapai melalui kolaborasi erat antara pemerintah desa, masyarakat, dan dukungan dari pemerintah di tingkat yang lebih tinggi. Program mitigasi bencana berbasis komunitas, penataan ruang yang memperhatikan risiko geologis, serta penguatan ekonomi lokal melalui diversifikasi usaha dan peningkatan nilai tambah produk pertanian merupakan langkah-langkah strategis yang harus terus didorong. Dengan demikian, Desa Kalitlaga dapat terus berdenyut sebagai lumbung salak yang produktif seraya membangun perisai yang kokoh untuk melindungi warganya dari ancaman alam.